Jumat, 19 November 2010

INGIN AKU

Ingin aku berteriak pada langit
Tapi aku takut, langit tak mendengarku
Ingin aku berbisik pada angin
Tapi aku takut, bisikanku terbang entah kemana

KERINDUAN ABADI

Mencoba lepaskan beban
Kutulis sebait lagu tentang kerinduan
Terpendam dibatas jarak yang memisahkan
Jujur ingin aku bertemu
Mencoba lukiskan bayang
Selintas wajah gadis yang kurindukan
Di awan kugoreskan imaji dan bisikkan
Tetap setia padaku
Betapa berarti
Sesaat pertemuan kita
Obati rindu sekian waktu lamanya
Hanya hati
Setia pada cinta dijiwa
Kan membawa ini jadi selamanya

PUISI 8 OKTOBER 2003

Di dirimu kutanamkan bunga harapan
Kebahagiaan hidupku dan kaupun menyiraminya
Hingga 9 bulan merekah
Hampir saja kupercaya bahwa tak ada lagi sedih tersisa
Dari sang Penguasa untukku
Hingga di hari itu ‘sedih’ datang lagi untukku
Mematikan bunga harapan kebahagiaan
Yang t’lah 9 bulan tertanam
Kulupa bahwa bunga hanya merekah sesaat
Dan kemudian pasti kan mati
Ingin saja segera kumenghadapnya
Memprotesnya ! mengapa tak berikan hidup adil
Untukku ?
Mengapa hanya ada bunga bangkai untukku ?
Sementara lainnya bisa menjadi ceria.

SEPENGGAL WAKTU TERSISA

Tertunduk sedih ia. Hanya terdiam renungkan semuanya. Sedih dijiwanya begitu terasa ketika tiba-tiba jiwanya menyadari bahwa jiwanya bukanlah berada pada jasad yang tepat tuk mengungkapkan atau menunjukkan tentang apa yang dirasa oleh jiwanya. Lingkungan dunia dimana ia tinggal, telah disadarinya, sama sekali tak bersahabat pada apa yang namanya ‘cinta’ jika itu harus diungkapkan oleh jiwa-jiwa yang berjasadkan hawa.
Lama jiwanya tenggelam dalam diam. Masih bingung harus bagaimana dalam dunia yang begitu diskriminatif ini. Mungkin juga ia bertanya dalam hati, “Mengapa cinta hanya tuk diungkapkan oleh jiwa-jiwa yang berjasadkan adam?”, aku tak mengerti, yang aku mengerti, dunia yang diskriminatif bagi hawa ini, nyaris membuatku gagal ciptakan lagi kehidupan cinta di relung hatiku, ketika jiwa yang aku cintai, ternyata juga mencintaiku, namun ia menyadarinya lebih dulu dan lalu ia terdiam dalam galau, bingung dan sedih karena keterbatasan kodrati yang ada pada jiwanya.
Meski kini, jiwaku dan jiwanya sudah menyatu, namun hawa dingin t’lah sempat aliri jiwaku ketika sadari bahwa sepenggal waktu tersisa kan habis dalam kejapan mata. Untung saja, Sang Pemilik Jiwaku dan Jiwanya, memberikan lingkaran waktu yang baru bagi dua jiwa ini tuk menyatu, meski waktu datang (lingkaran waktu) ketika dua jiwa ini t’lah terpisah dalam ruang. Tak mengapa, biar jiwaku dan jiwanya belajar artikan ini semua dan bisa buat indah kehidupan cinta dihati jiwa-jiwa ini (ku dan nya) tak hanya tuk sesaat namun sampai akhir hayat.

MENGIMAJIMU

Dalam gelap malam
Terdiam kumembayangkan
Andai saja kau disini
Menemaniku yang sendiri
Walau hanya imaji
Sedikitnya kubahagia
Meski hanya khayalku saja
Biarku hanyut dalam suasana
Segar udara pagi
Terdekap hangat pelukan
Tak ingin kulepas
Walau kutau ini mimpi
Dirimu…selalu hadir setiap hari
Dalam setiap langkah cinta berpijak
Bangkitkan semangat
Tuk segera satukan hidup kita

CINTA SEJATI

Perpisahan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Semua harus tetap berjalan, tak peduli penuh penyesalan dan kesedihan. Mungkin aku menanti, mungkin cinta telah mati, atau mungkin cinta sejati, tapi saat sendiri kehidupan harus terus dijalani dengan sepenuh hati.
Undangan itu, bukan berarti ku tak lagi mencintaimu. Bukan pula berarti ku tak mencintai dengan ia yang inisial namanya dirangkai dengan inisial namaku. Dulu pun aku tak mengerti, bahwa cinta sejati bisa tetap tersimpan, sambil terus berjalan menyongsong masa depan.
Pada akhirnya, cinta sejati hanya dapat dirasakan oleh yang mengalami. Sebab hati punya kita sendiri, sebab hidup harus terus dijalani.

PENCARIAN PASANGAN HIDUP

Pernah ku membenci waktu dan jarak
Saat ingin tertanam kuat di hati
Saat rindu melayang jauh di langit biru
Aku tak mampu beranjak tuk menggapainya!
Pernah ku bertanya dalam diri, apa yang kucari?
Mengapa semua berat ini kujalani?
Sedang lemah dan ego terus menghantui
“Pasangan hidup”,…jawab hati

SAMPAI JUMPA

satu kecup perpisahan
di batas perjumpaan siang tadi
hadirkan kenangan
satu kisah esok nanti
di sedikit waktu
dan terbatasnya ruang bertemu
perlahan kita tancapkan arti
begitu mendalam dalam hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar